“Sosokmu empat tahun lagi adalah manifestasi dari apa yang kamu lakukan hari ini. Orang sukses adalah orang yang sanggup mengukir sejarahnya sendiri, menghiasi kehidupan dengan keberhasilan serta menerangi jalan orang lain”.
Pada dasarnya, dimulai dari kesuksesan beragama, dalam keluarga, pekerjaan serta sesama teman-teman di kampus. Mesir adalah bumi para Nabi dan Rasul, Mesir adalah tempat di mana kampus al-Azhar berdiri tegap, dan Mesir adalah Bumi Kinanah. Untuk menuju kesuksesan dalam mengikuti perkuliahan dan kehidupan di Mesir, maka kita perlu menentukan tujuan, memiliki kesiapan fisik dan mental serta selalu gigih pantang menyerah dalam berusaha.
Jangan sekali-kali terpesona dengan rayuan paras cantik Cleopatra, jangan sampai tergila-gila dengan harta Qorun di Mesir. Sebaliknya, ikutilah jalur aman belahan tongkat Nabi Musa di tengah lautan, dan pergilah mengadu ke Nabi Yusuf jika datang musim paceklik. Galilah ilmu Imam Syafi’i dan imam lainnya serta ulama semuanya.
Hidup di perantauan jauh dari keluarga, kita dituntut untuk mandiri dalam segala hal. Sementara itu, kita akan selalu teringat-ingat dengan kehidupan di kampung, ditemani keluarga dan teman yang selalu bisa diajak bicara, bercerita dan bercanda, bahkan kita akan menangis mengenang itu semua. Selanjutnya, nafas awal akan terasa sulit, berat dan sesak. Akan tetapi, semua itu berjalan dengan ringan dan aman hingga terbiasa. Mungkin kita akan merasa bingung mau menjadi ahli apa aku nanti di masa depan? Aku mau memilih fakultas apa dan jurusan apa? Berinteraksi di organisasi mana serta mengasah bakat apa? Semua itu dapat kita gapai dengan memperhatikan rumus TAPAL ONTA. Kalian pasti penasaran ya apa itu “Tapal Onta”, bukan tapal kuda loh. Jadi, inilah penjelasannya:
- Tujuan
Keluarga adalah hal terpenting dalam hidup saya, pasti kamu juga begitu bukan? Rumah dan kampung halaman menjadi salah satu hal terpenting juga di mana kita dibesarkan dan dididik oleh keluarga yang mencintai dan menyayangi. Di kampung halaman ada keluarga dan teman-teman terdekat. Jika kamu memutuskan untuk merantau maka harus siap meninggalkan segala kebersamaan mereka. Mungkin kalau bukan karena tuntutan studi, kita akan memilih untuk tetap tinggal di negeri sendiri.
Bagi seorang muslim, tujuan belajar didefenisikan sebagai sikap kepribadian yang melahirkan keyakinan yang sangat mendalam bahwa belajar itu bukan saja untuk memuliakan dirinya, menampakkan kemanusiaannya, melainkan juga sebagai suatu manifestasi dari amal saleh. Hal itu bukan saja menunjukkan fitrah seorang muslim, melainkan sekaligus meninggikan martabat dirinya sebagai hamba. Sebagaimana Allah berkata:
( وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ (٥٦) )
Artinya:
“Aku (Allah) tidaklah menciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada-Ku”.(QS. adz-Dzariyat: 56)
Oleh karena itu, kamu harus benar-benar memikirkan alasan apa yang membuat kamu harus menjalani hidup di Mesir, yaitu beribadah melalui kegiatan studi. Di setiap alasan pasti akan menimbulkan tujuan. Selanjutnya, harus diketahui tujuan dari alasan yang kamu pilih tadi. Jika kamu siap untuk studi di Mesir, yakinlah pada diri kamu bahwa kelak kamu akan mendapat tujuan, yaitu kesuksesan studi dengan mendapatkan ilmu serta beramal saleh. Meskipun harus bekerja keras dan menghadapi berbagai liku-liku kehidupan di perantauan.
- Adaptasi
Ada pepatah mengatakan “Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung”. Sesuai peribahasa di atas, kita harus mampu beradaptasi dengan menyesuaikan diri di lingkungan tempat tinggal. Di saat pertama pasti kamu akan kaget dengan semua makanan di Mesir, di mana semuanya berbeda. Jadi, di sini kita dituntut untuk bisa menyesuaikan dengan makanan, kebudayaan, pergaulan, kebiasaan serta cuaca di musim panas atau dingin nanti.
- Perbekalan
Sebelum berangkat ke Mesir, kita harus tahu seperti apa gambaran tempat yang akan menjadi tujuan kita dalam menjalani studi. Jangan samakan tempat perantauan dengan kampung halaman, karena masing-masing memiliki kondisi berbeda. Di Mesir kita tidak sedang berlibur atau bersantai, tetapi kita datang dengan alasan untuk belajar menuntut ilmu di kampus al-Azhar.
Oleh karena itu, kita harus memiliki perbekalan yang cukup, baik dari segi informasi, maupun dari segi finansial. Beasiswa bulanan pun dapat diraih jika kamu memang layak nantinya untuk mendaftar ke salah satu lembaga pemberi beasiswa bagi mahasiswa Al Azhar seperti Kuwait Zakat House, al-Azhar, WAMY, al-Majlis al-A’la dan lainnya. Yang biasanya akan kamu dapatkan pada tahun kedua di Mesir.
- Antusias
Segala yang kita lakukan harus dengan hati ikhlas dan kemauan yang kuat. Oleh karena itu, diperlukan sifat antusias dalam mengerjakan tugas sebagai seorang pelajar azhari. Sebagaimana Rasulullah – shallallahu alaihi wa sallam – mengatakan:
( إن الله يحب من أحدكم إذا عمل عملا أن يتقنه )
Artinya:
“Sesungguhnya Allah menyukai di antara kalian yang melakukan pekerjaannya dengan cermat dan penuh keyakinan”. (Status hadits: Dha’if (lemah), hadits ini diriwayatkan oleh Aisyah – radhiyallahu anha -. Sumber: Sulaiman Bin Ahmad Ath Thabrani, Al Mu’jam Al Awsath (Cairo: Dar Al Haramain, 1995), no. hadits: 897, jil. 1, hal. 275.)
Dalam hal ini, kegiatan sekecil apa pun yang berkaitan dengan praktek belajar-mengajar akan bermakna besar jika dilakukan dengan rasa antusias belajar serta berkesinambungan.
- Link
Di Mesir kita dituntut untuk mandiri dan berdikari. Dengan kata lain, yang akan kita lakukan harus dipikirkan matang-matang terlebih dahulu. Lantaran kita tidak bisa lagi sepenuhnya mengandalkan keluarga. Selanjutnya, jaringan kenalan kita tersebut yang berada di perantauan ini, entah itu sahabat ataupun teman, paling tidak mereka dapat memberikan bantuan di saat mendesak, ataupun hanya sekedar memberikan informasi.
Hal ini menjadi sangat penting jika suatu saat terjadi keadaan darurat, karena kita tidak bisa lagi mengandalkan orang tua. Di saat ada masalah dan memerlukan bantuan, kita memerlukan orang lain untuk mendapatkan bantuan. Jadi, di sinilah jaringan teman atau link kenalan diperlukan seluas-luasnya demi kelancaran urusan studi dan kehidupan di Mesir.
- Ongkos
Kita tidak pernah tahu hari esok akan bagaimana, dan setiap masing-masing orang sebagai mahasiswa di Mesir harus memulai kebiasaan berhemat dalam pemakaian ongkos biaya. Sebagai contoh bagi mahasiswa, kita harus tahu paling tidak uang kiriman dari orang tua bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari. Tabunglah sebagian dana dan rencanakan ongkos biaya serta buat seketat mungkin untuk selalu menyisihkan sebagian.
Prestasi kemandirian akan terlihat dari caramu dalam mengelola keuangan ongkos biaya hidup di Mesir. Sehubungan dengan itu, tabungan juga bisa digunakan untuk dana cadangan apabila sewaktu-waktu ada kebutuhan yang mendesak di luar dugaan.
- Nongkrong
Di tempat baru banyak sekali kesempatan untuk mendapatkan kenalan baru. Entah itu sesama perantauan ataupun orang asli Mesir. Jadikan mereka teman kamu, nanti merekalah yang akan menemani waktu luang kamu. Yang mungkin bisa menumbuhkan rasa kekerabatan tersendiri, yang tak segan membantu dan memberikan dukungan kepada kita. Nongkrong yang dimaksud di sini, yaitu beristirahat santai sejenak dari hiruk-pikuk dunia studi dengan berada bersama teman dan sahabat di Mesir. Dengan kata lain, melakukan silaturahmi melalui wadah organisasi untuk kegiatan positif bagi pribadi dan orang lain.
Banyak waktu yang akan kamu habiskan bersama mereka, menjelajah dan menemukan pandangan baru. Berusahalah membangun kerja sama di antara meraka. Dalam hal ini, melalui kegiatan dan ajang positif serta bermakna bagi studi plus pergaulan. Melalui organisasi PPMI, kekeluargaan provinsi, almamater, senat dan wadah perkumpulan lainnya.
Tidak ada salahnya berkumpul nongkrong positif dengan orang-orang yang sama-sama berjuang untuk studi di Mesir. Kenyamanan saat berkumpul akan menjadikan kamu lebih betah berada di sana. Selain menjadi penawar kerinduan dengan kampung halaman, juga bisa mengembangkan rasa kekeluargaan di antara kita. Di situlah kamu bisa menemukan teman-teman yang bisa diajak berkeluh kesah dan berbagi cerita serta menambah pengalaman hidup.
- Tegar
Kita memang memerlukan pengembangan diri untuk meraih kesuksesan. Tidak seperti di rumah sendiri, banyak hal sudah disediakan oleh orang tua. Namun, berbeda dengan di Mesir, kamu harus bisa melangkah tanpa keberadaan mereka. Akan banyak sekali kesempatan untuk maju, peluang untuk berkarya, segudang banyaknya. Pandai-pandailah melihat peluang dan jangan takut untuk terus melangkah maju. Mungkin kamu akan merasakan asam garam kehidupan, pahit-manis perjalanan, terkilir bahkan terjatuh. Biarpun demikian, tegarlah dalam menghadapinya, jadikanlah semua itu sebagai pelajaran untuk mengembangkan diri dan maju ke depan.
Semakin keras bola dipantulkan ke arah bawah, maka akan semakin kencang dan tinggi ia memantul meleset ke atas. Begitu pulalah dengan tekanan yang ada kamu hadapi di sana-sini, jadikan semua itu untuk ransum bagi tenaga untuk berbegerak lebih cepat dan lebih maju.
- Ahli
Aku harus menjadi ahli tafsir, atau ahli fiqih, atau ahli bahasa Arab, atau lainnya. Kuliah di al-Azhar bukan hanya sekedar formalitas dan rutinitas belaka. Namun, lebih dari semua itu al-Azhar memberikan metode sejati dalam hidup dan kehidupan. Kita harus memiliki rencana besar di masa depan dari apa yang akan kita gali dan tanam sejak saat ini. Agar perjalanan studi di Mesir lebih bermakna dan bermanfaat. Karena apa yang kamu lakukan hari ini akan menjadi sosokmu empat atau lima tahun mendatang.
Merantau identik dengan ujian dan rintangan. Segala godaan dunia luar kadang memikat kita, dan tetap berhati-hatilah menjaga tujuan kamu. Terkadang kita akan mengalami masa-masa sulit, seperti rintangan yang bertubi-tubi. Jadi, kuatkanlah diri, yakinlah bahwa kamu bisa melaluinya. Kamu tidak datang jauh-jauh untuk jatuh, melainkan untuk terus berlari meraih apa yang menjadi tujuan. Sukses tidak mungkin diraih tanpa kerja keras dan kegigihan, karena kesuksesan itu tidaklah sesuatu yang instan. Akan tetapi, sebuah proses panjang, dengan semangat dan pantang menyerah sebagai pondasi utama.
Dengan selalu mengingat rumus TAPAL ONTA dalam aktivitas studi di Mesir maka niscaya kita akan mendapatkan apa yang diinginkan. Jadi, terus maju dan jangan ragu ya….(P)
Oleh : Intan Bakri*
*Peraih Magister Ilmu Ekonomi UNMUL